Kenapa Ibu Hamil Disarankan Disuntik Vaksin Covid-19 saat Usia Kandungan 13-33 Minggu? Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usia kandungan merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan bagi ibu hamil sebelum menerima vaksin Covid-19. Hal itu berkaitan dengan upaya menurunkan risiko yang tak diinginkan.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta, dr Nana Agustina, Sp.OG, merekomendasikan ibu hamil yang mau menerima vaksin itu, sesuai ketetapan Kementerian Kesehatan, dimulai pada usia kandungan 13-33 minggu.
"Di usia kandungan itu, diharapkan janin sudah cukup kuat. Pemberian vaksin di bawah usia kandungan itu dikhawatirkan ada dampak bagi janin yang sedang dalam proses pembentukan," terangnya di webinar kesehatan, belum lama ini.
Baca juga: Viral! Pasangan Kekasih Nyeberang Jembatan dengan Mata Ditutup, Ngeri Lihat Bawahnya
Ya, usia kandungan 0-12 minggu itu adalah masa pembentukan janin. Nah, dengan adanya tindakan vaksinasi Covid-19, takutnya ada dampak, meskipun, tegas dr Nana, ini belum ada penelitian yang membenarkan hal tersebut.
"Jadi, vaksin diberikan dimulai pada minggu 13 usia kandungan diharapkan lebih relatif aman," terangnya.
Terkait dengan anggapan vaksinasi kenapa tidak dilakukan sebelum melahirkan, di sekitar minggu 37-38, dr Nana mengutarakan jika di momen tersebut, akan cukup berisiko jika ibu hamil menerima vaksin Covid-19.
"Setiap vaksin itu ada KIPI-nya, nah jika diberikan di minggu-minggu sebelum melahirkan, itu akan susah menanganinya jika misalnya terjadi komplikasi prenatal," ungkapnya.
Itu kenapa, kata dr Nana, Kemenkes merekomendasikan usia kandungan 13-33 minggu sebagai waktu paling baik bagi ibu hamil menerima suntikan vaksin.
"Keputusan itu ditetapkan dengan segala macam pertimbangan. Kami ingin ibu maupun bayinya sehat, makanya sangat diperhatikan soal usia kandungan," lanjutnya.
Sementara itu, dr Nana menerangkan bahwa sebenarnya organisasi profesi POGI mengatakan bahwa usia kandungan berapapun tidak masalah untuk vaksinasi.
Baca juga: 10 Idol K-Pop yang Punya IQ Tinggi Setara Albert Einstein
"Tapi sekali lagi, kami menimbang adanya risiko bayi gugur, atau terjadi kelainan pada awal hamil, karena trimester pertama amatlah rentan," tutupnya.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta, dr Nana Agustina, Sp.OG, merekomendasikan ibu hamil yang mau menerima vaksin itu, sesuai ketetapan Kementerian Kesehatan, dimulai pada usia kandungan 13-33 minggu.
"Di usia kandungan itu, diharapkan janin sudah cukup kuat. Pemberian vaksin di bawah usia kandungan itu dikhawatirkan ada dampak bagi janin yang sedang dalam proses pembentukan," terangnya di webinar kesehatan, belum lama ini.
Baca juga: Viral! Pasangan Kekasih Nyeberang Jembatan dengan Mata Ditutup, Ngeri Lihat Bawahnya
Ya, usia kandungan 0-12 minggu itu adalah masa pembentukan janin. Nah, dengan adanya tindakan vaksinasi Covid-19, takutnya ada dampak, meskipun, tegas dr Nana, ini belum ada penelitian yang membenarkan hal tersebut.
"Jadi, vaksin diberikan dimulai pada minggu 13 usia kandungan diharapkan lebih relatif aman," terangnya.
Terkait dengan anggapan vaksinasi kenapa tidak dilakukan sebelum melahirkan, di sekitar minggu 37-38, dr Nana mengutarakan jika di momen tersebut, akan cukup berisiko jika ibu hamil menerima vaksin Covid-19.
"Setiap vaksin itu ada KIPI-nya, nah jika diberikan di minggu-minggu sebelum melahirkan, itu akan susah menanganinya jika misalnya terjadi komplikasi prenatal," ungkapnya.
Itu kenapa, kata dr Nana, Kemenkes merekomendasikan usia kandungan 13-33 minggu sebagai waktu paling baik bagi ibu hamil menerima suntikan vaksin.
"Keputusan itu ditetapkan dengan segala macam pertimbangan. Kami ingin ibu maupun bayinya sehat, makanya sangat diperhatikan soal usia kandungan," lanjutnya.
Sementara itu, dr Nana menerangkan bahwa sebenarnya organisasi profesi POGI mengatakan bahwa usia kandungan berapapun tidak masalah untuk vaksinasi.
Baca juga: 10 Idol K-Pop yang Punya IQ Tinggi Setara Albert Einstein
"Tapi sekali lagi, kami menimbang adanya risiko bayi gugur, atau terjadi kelainan pada awal hamil, karena trimester pertama amatlah rentan," tutupnya.
(nug)